Sukses!!!Milik Siapa?

Pernahkah anda membaca kisah kisah kehidupan para Sahabat Nabi Sallallahu ‘alaihi wasallam yang sukses meraih kemenangan ketika hidup, berjuang dalam berdakwah dan setelah wafatnya?
Pernahkah anda membaca kisah kisah sejarah para pemimpin di dunia yang sukses dengan  kekuatan dan kepintaran mereka dalam memimpin rakyatnya?
Pernahkah anda membaca kisah kisah para peneliti yang sukses dengan penemuan penemuan mereka yang tidak pernah terpikirkan oleh orang orang dizaman mereka.
Membaca kisah kisah orang sukses seringkali saya terpikir apakah kesuksesan hanya dimiliki oleh sebagian orang yang dikaruniai kelebihan oleh-Nya atau hanya milik sebagian orang yang terlahir dari orang orang yang terpilih?

Seiring dengan perjalanan dan pengalaman yang aku terima dalam menjalani kehidupan, sekarang jawaban dari pertanyaan di atas telah diperoleh.  Seperti halnya perkataan  “Kemerdekaan bukan hanya milik suatu bangsa tapi milik seluruh umat manusia” maka saya  jadikan kalimat di atas sebagai referensi dan saya rubah hingga menjadi “Kesuksesan bukan hanya milik segelintir orang tapi milik semua orang”.

Dari sekian banyak ambisi/keinginan manusia, salah satunya adalah “kesuksesan”, oleh karena itu kita tidak bisa mengatakan kalau kita tidak ingin sukses.Tentunya kalimat yang saya tulis diatas tidak terputus sampai disitu saja, tetapi memiliki uraian uraian yang panjang, yaitu di bagian …”milik semua orang”.

Lalu  bagaimana caranya supaya kesuksesan itu menjadi milik semua orang. Sudah terlalu banyak seminar, artikel, buku yang membahas tentang kesuksesan, dan masing masing menulis atau menampilkan kesuksesan dari sudut pandang sang penulis. Tapi bukan berarti kita harus ikut dengan cara pikir, sudut pandang atau penilaian sang penulis dalam menilai arti sebuah kesuksesan. Yang terpenting adalah cara cara mereka dalam meraih sebuah kata “Kesuksesan”. Dari situ kita akan melihat setiap kesuksesan  diperoleh dengan cara yang sama.

Untuk menuju sukses yang banyak dibahas adalah.
1.Memiliki keyakinan yang tak rapuh. Proses yang paling pertama harus kita lakukan adalah meyakinkan diri bahwa kita bisa. Istilah ” there is a will there is a way” harus dilalui oleh adanya keyakinan bahwa kita bisa berubah, mau berubah dan kita siap untuk berubah. bukan hanya bisa bisa tapi nanti saja, atau mau mau tapi malu atau sebaliknya malu malu tapi mau.

2.Memiliki kegigihan yang tak pernah kering. Setelah kita yakin bahwa kita bisa selanjutnya satu hal yang harus kita tanamkan dalam diri sendiri adalah gigih.  Dengan kegigihan inilah kita akan menghadapi yang namanya gagal. Manusia tidak akan pernah berkembang tanpa kegagalan. Proses kegagalan adalah sebuah proses yang membawa kita semakin kuat dan besar. Meskipun sebenarnya ini sangat bertentangan dengan hati nurani manusia dimana tidak ada  manusia yang menyukai kegagalan. Tapi disinilah kita akan belajar yang namanya Ikhlas.

3.Memiliki kesabaran yang tak berujung. Hanya dengan kesabaranlah orang orang yang sukses berhasil meraih kesuksesan mereka. Bersabar adalah sebuah proses untuk menahan diri. Bersabar disini
bukan berarti hanya duduk diam dan menunggu hasil, tapi bersabar setelah berusaha maksimal adalah kesabaran yang sesungguhnya.

Saya rasa ini hanya sedikit dari apa yang telah saya baca dan saya dapatkan. Dan bisa jadi anda memiliki tips sendiri dalam mencari jalan menuju kesuksesan.
Banyak jalan menuju Roma.

Sekian

To be a Good Leader

Setelah membaca sebuah artikel di strategimanajemen.net, dikatakan bahwa perusahaan yang besar ternyata selalu di pimpin oleh seorang yang memiliki kualitas leadership yang baik. salah satu dari kualitas leadership seorang leader yang baik adalah kemampuan dalam mengambil kebijaksanaan secara cepat dan tepat.

Kebijaksanaan dalam mengambil tindakan sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari hari. Bijaksana terhadap diri sendiri, terhadap orang lain dan bijaksana terhadap pemilik alam semesta. Mempertingbangkan sesuatu dengan melihat dari segala sisi dan mengambil langkah untuk menyisihkan seberapa besar manfaat dan mudharat yang akan terjadi di butuhkan kebijaksanaan yang dalam. Untuk itu di butuhkan ilmu dan pengalaman yang tidak sedikit. Kebijaksanaan tidak lepas dari keberanian untuk menciptakan keadilan. Dan keberanian tidak akan terwujud tanpa tekad yang kuat dan kemampuan yang cukup memadai. Dunia telah membuktikan bahwa orang orang yang menduduki panggung 100 tokoh berpengaruh dalam sejarah peradaban manusia adalah orang orang yang bijaksana dan berani. Nabi Muhammad adalah tokoh nomor satu yang menduduki pengaruh paling besar selama perjalanan peradaban umat manusia. Kebijaksanaan beliau tidak ada yang bisa menandingi. Selanjutnya bagaimana ciri ciri seorang good leadership berikut tulisan Martin C. Doege yang di tulis pada tanggal 10 January 2008
1.Seorang pemimpin yang baik menempatkan tuntutan pada dirinya sebelum menuntut berbagai hal  dari yang lainnya.  Apa yang  paling dicarinya adalah untuk menyempurnakan dirinya sendiri dan untuk bertindak sebagai suatu contoh yang baik.

Bisa di pahami? lebih kurangnya bigini : jangan minta orang lain untuk on time kalau diri sendiri belum bisa on time. jadi beri contoh yang baik untuk selalu ontime.

2.Seorang pemimpin yang baik mengetahui ( dari pengalaman pribadi) kesempurnaan itu hanya sering dicapai setelah kegagalan dan kesulitan, oleh karena itu ia mengakui adanya kegagalan- kegagalan (pada pekerjaan sendiri dan bahkan dari yang lain) dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan
dan membetulkan keyakinan tentang apa yang dilakukan.

So, jangan takut sama yang namanya kegagalan dan kesulitan.

3.Seorang pemimpin yang baik berkeinginan untuk bisa memahami dan meyakinkan pada diri sendiri ( walaupun sekali ia pernah memahami bagaimana mereka bekerja, mendelegasikannya , baik itu ke orang lain atau ke suatu mesin tidak memasuki suatu kompetisi salah dengan orang-orang yang sedang dimimpin).  Seorang pemimpin yang baik adalah perhatian tentang bagaimana pekerjaan dan
berbagai hal persisnya, memperhatikan prosesnya, tidak hanya hasil akhirnya. Intinya,mengontrol orang orang yang dipimpin dan tidak terima bersih.

4.Seorang pemimpin yang baik mengetahui bahwa pengekangan-diri dan pengendalian-diri adalah basis dari kepemimpinan yang baik. Untuk mampu memimpin orang lain pertama sekali harus bisa memimpin diri sendiri.Tidak berarti bahwa seorang pemimpin tidak boleh menunjukkan emosi.Selamanya emosi yang positif juga penting bagi kepemimpinan yang baik. Ia mengetahui bahwa menjadi inspirasi ke orang lain sebagian didasarkan pada akal dan sebagian pada perasaaan.

5.Seorang pemimpin yang baik yakin dan mendasarkan keputusannya pada nilai-nilai yang tetap,bukan pada kondisi-kondisi diluar yang bisa berganti dari hari ke hari. Ia mendengarkan nasihat, tetapi juga mempertimbangkan jika orang yang memberi nasihat telah mengikuti nasihat itu sendiri pada hidupnya atau bukan.

6.Seorang pemimpin yang baik memimpin dan belajar dengan contoh, mengetahui bahwa kapan ia memulai suatu proyek dengan cara yang benar, akan menjadi suatu proyek yang mana proyek tersebut dengan senang hati akan diambil oleh orang-orang yang sedang dimimpin. Tetapi tentu saja tanggung jawab terakhir untuk proyek berada di bahunya, siapapun juga yang  melakukan pekerjaan,
ia adalah pemimpin dari semuanya.

7.Seorang pemimpin yang baik berusaha untuk menemukan potensi kepemimpinan orang-orang di sekitar dan tidak pernah takut jika seseorang dengan kemampuan kepemimpinan menggantikan posisinya. Melainkan, mendorong dan memberi masukan,juga memberi ruang contoh. Seorang pemimpin yang baik mengetahui bahwa ketrampilan kepemimpinan sebagian merupakan pembawaan sejak lahir, tetapi juga sebagian dipelajari, memerlukan mentoring, dan merupakan suatu komoditas yang jarang.

8.Seorang pemimpin yang baik adalah selalu berkeinginan belajar berbagai hal baru atau mempertimbangkan gagasan dari seseorang. Ia tidaklah angkuh dan tidak berpikir pendapat-pendapat tersebut lebih rendah, penting dan pantas jadi pertimbangan, tanpa membiarkan perbuatannya didikte. Ia mengetahui kapan untuk keras kepala dan kapan untuk menerima.

9.Pemimpin yang baik mengetahui bahwa kebanyakan orang-orang tidak ingin memimpin diri mereka, tetapi lebih ingin dipimpin dengan bijaksana. Ia mengetahui bahwa kepemimpinan adalah suatu kewajiban dan perlakuan khusus, bukan suatu pemberian judul.

10.Pemimpin yang baik kadang-kadang menyisihkan aktivitasnya sehari-hari dan memikirkan dengan perspektif yang sempurna apakah pekerjaannya etis, terhormat,, dan melayani keseluruhan ras manusia, baik rupa, bentuk muka untuk lebih banyak berpikir abstrak tentang suatu gambaran secara besar,  ia mempertimbangkan sifat alami kepemimpinan dirinya sendiri.  Dan jika ia telah mendapatkan sesuatu yang bermanfaat ia mencoba untuk mengkomunikasikannya nya kepada yang lain (lihat point 7).

kurang lebih itu yang dapat saya tangkap.

Thoughts on Good Leadership

1. A good leader primarily places demands upon himself before demanding things from others. What he seeks most is to be perfect himself and to serve as a good example.

2. A good leader knows (from personal experience) that perfection is often only achieved after errors and dificulties, therefore he acknowledges errors (in his own work and that of others) and trying not to repeat the error and remaining confident about what he does. He does not get “stuck” because of a problem. If necessary, he changes gears for a while, follows a slightly different road, until he has gained the necessary understanding to solve his original problem. He knows that reaching a higher level of understanding sometimes involves activity that some people like to call “games”, “procrastination”, or “not pertinent”, but he knows better than that.

3. A good leader wants to be able to understand and do things on his own (although once he has understood how they work he should delegate them, either to other people or a machine, he should not get into a false competition with the people he is leading). A good leader is curious about how things work exactly; he cares about the road, not just the eventual outcome.

4. A good leader knows that self-control and self-restraint are the basis of good leadership. To to be able to lead others one must first be able to lead oneself. That does not mean that a leader should not show emotions; particularly positive emotions are necessary for good leadership at all times. He knows that being an inspiration to others is partly based on intellect and partly on feeling.

5. A good leader is confident and bases his decisions on his permanent values, not on outside conditions that may vary from day to day. He listens to advice, but also considers if the person giving the advice has been following that advice himself in his life or not.

6. A good leader leads and learns by example, knowing that when he starts a project with the right way, it will be gladly picked up by the people he is leading. But of course the ultimate responsibility for the project rests (in his mind) primarily on his shoulders, no matter who is doing most of the actual work,after all he is the leader.

7. A good leader tries to discover leadership potential is people around him and is never afraid if somebody with leadership abilities turns up in his circle. Rather, he encourages and mentors him, but also gives him sample room to make his own mistakes (see point 1). A good leader knows that
good leadership skills are partly inborn, but also partly learned, and require mentoring,they are a rare commodity.

8. A good leader is always willing to learn new things or to consider ideas from anyone, without prejudice. He is not arrogant and thinks of the opinions of his inferiors as genuinely important and worthy of consideration, without letting his behavior be dictated by them. He knows when to be stubborn and when to give in.

9. A good leader knows that most people do not want to lead themselves, but rather want to be led wisely. He knows that leadership is a privilege and obligation, not an entitlement.

10. A good leader sometimes sets aside his day-to-day activities and thinks about the grand perspective, about whether his work is ethical, honorable, and serves the whole of humanity, he looks for more abstract ways of thinking about the big picture, he mulls the nature of leadership itself. And if he has found out something worthwhile he tries to communicate it to others (see point 7).

sumber : http://www.strategimanajemen.net, Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah oleh Michael H. Hart, 1978, Thoughts on Good Leadership by Martin C. Doege,2008

by danihidayat

owner3tokoshafiyya

Ada Komitmen Ada Perubahan

Telah disepakatinya RUU antipornografi kembali membuat saya berfikir ulang sejauh mana kita selaku rakyat Indonesia bisa menjalankan UU ini. Peraturan bisa saja dibuat, undang undang bisa saja di tetapkan tapi yang paling penting adalah pelaksanaannya. (mengambil kata salah seorang guru ketika SMU). Kesempurnaan sebuah hukum dan perbaikan kehidupan manusia bisa dilihat dari komitmen terhadap pelaksanaan hukum atau peraturan. Segala sesuatu yang direncanakan tanpa komitmen maka rencana tidak akan pernah terwujud.

Satu hal lagi yang saya pelajari dari kehidupan di negeri matahari terbit ini adalah komitmen. Komitmen untuk menjalankan sesuatu yang sudah disepakati inilah yang sangat sulit ditemukan di negeri yang aku banggakan dengan kekayaan alam dan keragaman budayanya. Salah satu contohnya adalah ketika pemerintah jepang mengeluarkan hukum dilarang mengendarai kendaraan bagi mereka yang sedang dalam keadaan mabuk (dalam pengaruh alkohol). Pada mulanya memang sulit tapi pada akhirnya seluruh rakyat berkomitmen untuk melaksanakannya, walaupun ada sebagian kecil yang tetap melanggar. Bagi mereka yang melanggar dikenakan denda sebesar 500.000 yen. Kemudian contoh besarnya adalah komitmen Jepang dalam menjalankan Kesepakatan Kyoto yang berkenaan dengan masalah lingkungan (pemanasan global). Semua lapisan masyarakat bekerja

sama menjalankan kesepakatan tersebut. baca Bisnis Lingkungan:Kantong Plastik belanja kita tidak gratis lagi juga Energi dan Global Warming

Setiap orang bisa saja bermimpi atau bercita cita, dan semua orang juga bisa berbicara. Tapi tolak ukur dari semua itu adalah komitmen dalam melaksanakan apa yang dicita-citakan dan apa yang dibicarakan. Seorang pemimpi tanpa komitmen untuk take action maka selamanya akan menjadi pemimpi. Dan suatu saat pasti akan datang kepadanya sebuah mimpi buruk sebagai hasil dari semua
mimpi mimpi yang tak pernah diikuti dengan action.

Dan seorang pembicara tanpa komitmen untuk take action pun nasibnya tak akan berubah dari hanya sekedar pembual besar. Sekiranya sebuah negara banyak orang orang yang tidak memiliki komitmen maka sang pembual besarlah yang bisa menjadi pemegang tampuk kekuasaaan.

Komitmen dalam menepati janji adalah salah satu hal yang sangat penting yang mana setiap hari kita jalani. Selama kita masih hidup maka kita akan terus berhadapan dengan yang namanya waktu. Ada sebuah cara yang bisa anda terapkan untuk mengukur seberapa besar komitmen anda. Misalnya komitmen anda untuk selalu on time. meskipun di pihak butuh atau dibutuhkan tetap pegang komitmen tepat waktu. Kalau sekiranya hal yang satu ini sudah bisa anda buktikan, maka anda sudah bisa dikatakan memiliki komitmen.Selamat Mencoba.

by dani hidayat

owner3 tokoshafiyya